"jadi nggak usah pikiran,'ah...nanti kalo nggak kepilih pasti Ahok
programnya bubar', nggak!. Saya (Ahok) masih terpilih sampai Oktober 2017. Jadi
jangan percaya sama orang, kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu nggak pilih
saya (Ahok), ya kan!. Dibohongin pake surat Al Maidah ayat 51, macem - macem
itu, itu hak bapak ibu, jadi bapak ibu nggak bisa milih nih,'karena saya (bapak
ibu) takut masuk neraka', nggak apa-apa".
Kata-kata yang diucapkan pak
basuki diatas, secara langsung atau tidak langsung telah menyulut amarah umat
Islam, yang masih berpikiran normal. Tuduhan bahwa pak basuki melecehkan al
Qur’an dan semisalnya langsung mengemuka. Petisi di change.org, sudah mencapai
sekian puluh ribu.
Bagi yang beragama Islam, jelas
ucapan bapak ini adalah sebuah ketidakpantasan, walaupun hal-hal yang tidak
pantas sudah sering dilakukan juga oleh bapak yang satu ini.
Ada hal menarik yang bisa kita
jadikan prediksi mengenai pernyataan pak basuki ini
…. Dibohongi pake surat al Maidah ayat 51 ……..
Frase diatas sepertinya akan
menjadi celah yang bisa dimanfaatkan oleh para pecinta pak basuki ini.
Oke mari kita telesik sejenak
celah yang paling mungkin dipakai oleh para pecinta pak basuki ini.
Frase diatas bisa diparafrase
kurang lebih seperti ini
Anda (mewakili orang – orang yang
dikatakan pak basuki mungkin takut memilih dia) telah dibohongi pake (atau bisa
kita ganti menggunakan) surat al Maidah ayat 51.
Maka, mungkin, dari analisa
parafrase diatas, frase yang saya kutip dari pernyataan pak basuki menjadi ;
Anda telah dibohongi menggunakan surat al Maidah ayat 51.
Sampai disini bisa saja,
kemudian, para pecinta pak basuki kembali bermanuver,
“maksud dari pak basuki, bukan al
Qur’annya yang berbohong , tapi yang menggunakan ayat tersebut untuk menggiring
orang – orang agar tidak memilih pak basuki”
Sekali lagi ini hanya predeksi,
tidak usah diambil hati.
Tafsir surat al Maidah ayat 51
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi auliya bagimu; sebahagian mereka adalah auliya bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi auliya, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim” (QS. Al Maidah: 51)
Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini:
“Allah Ta’ala melarang hamba-Nya yang beriman untuk loyal kepada orang Yahudi
dan Nasrani. Mereka itu musuh Islam dan sekutu-sekutunya. Semoga Allah
memerangi mereka. Lalu Allah mengabarkan bahwa mereka itu adalah auliya terhadap
sesamanya. Kemudian Allah mengancam dan memperingatkan bagi orang mu’min yang
melanggar larangan ini Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi
pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang lalim“” (Tafsir Ibni Katsir, 3/132).
Lalu Ibnu Katsir menukil sebuah
riwayat dari Umar bin Khathab, “Bahwasanya Umar bin Khathab memerintahkan Abu
Musa Al Asy’ari bahwa pencatatan pengeluaran dan pemasukan pemerintah dilakukan
oleh satu orang. Abu Musa memiliki seorang juru tulis yang beragama Nasrani.
Abu Musa pun mengangkatnya untuk mengerjakan tugas tadi. Umar bin Khathab pun
kagum dengan hasil pekerjaannya. Ia
berkata: ‘Hasil kerja orang ini bagus, bisakah orang ini didatangkan
dari Syam untuk membacakan laporan-laporan di depan kami?’. Abu Musa menjawab:
‘Ia tidak bisa masuk ke tanah Haram’. Umar bertanya: ‘Kenapa? Apa karena ia
junub?’. Abu Musa menjawab: ‘bukan, karena ia seorang Nasrani’. Umar pun
menegurku dengan keras dan memukul pahaku dan berkata: ‘pecat dia!’. Umar lalu
membacakan ayat: ‘Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil
orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian
mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu
mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk
golongan mereka. Sesungguhnya Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim‘” (Tafsir Ibni Katsir,
3/132).
Jelas sekali bahwa ayat ini larangan
menjadikan orang kafir sebagai pemimpin atau orang yang memegang posisi-posisi
strategis yang bersangkutan dengan kepentingan kaum muslimin. Sumber
Maka masihkah mau mengatakan “
Dibohongin pake surat Al Maidah ayat 51, macem - macem itu,” ? atau lantas
malah menuduh khalifah Umar membohongi abu Musa??
Silahkan pembaca simpulkan
sendiri akhir dari cerita ini…..
.
EmoticonEmoticon